Monday, February 18, 2013

Tata Cara Ta'aruf Dalam Islam


Proses ’ta’aruf’ merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya, yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan. Memang tidak semua sukses sampe tahap itu. Sang Sutradaralah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasaNya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggamanNya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka, mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan.
Berikut tata cara bertaaruf dalam islam dirangkum dalam pertanyaan dan jawaban
1)}. Bagaimana cara ta’aruf yang tidak melanggar agama, apa syaratnya?
Tidak ada aturan baku atau ketetapan khusus mengenai tata cara berta’aruf, namun harus tetap memperhatikan adab-adab dalam bergaul antara pria dan wanita.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan proses ta’aruf agar tidak melanggar agama, diantaranya:
1. Membersihkan niat karena Allah
Bersihkan niat, dan ikhlaskan menikah adalah ibadah semata untuk mencari ridhaNya. Tidak mudah memang menerima “calon suami” kita apa adanya, apabila yang datang tidak sesuai dengan “kriteria” yang kita harapkan. Di sinilah sandungan/ujian pertama keikhlasan kita.
2. Berupaya menjaga kesucian acara ta’aruf
Agar kesucian acara ta’aruf terjaga maka harus jaga rambu-rambu syariah (tidak boleh berkhalwat, menjaga pandangan, menjaga aurat dll,) memilih tempat yang tepat (bukan tempat mencurigakan seperti kamar kos yang sempit, dan lain-lain) serta menjaga rahasia ta’aruf (sebaiknya orang lain [kecuali perantara] hanya tahu rencana pernikahan dari undangan saja)
3. Kejujuran kedua belah pihak dalam ta’aruf
Selama proses ta’aruf maka kedua belah pihak dipersilahkan menanyakan apa saja yang kamu butuhkan untuk mengarungi rumah tangga nantinya contohnya mengenai keadaan keluarga, prinsip dan harapan hidup, sesuatu yang disukai dan tidak disukai dll. Didalam ta’aruf, kamu ngak boleh bohong, ceritakan dirimu apa adanya, sehingga kedua belah pihak akan mengetahui bagaimana calonnya tersebut.
4. Selama proses ta’aruf, kedua belah pihak serius dan sopan dalam berbicara serta menghindari membicarakan hal-hal yang tidak perlu.
5. Menerima atau menolak dengan cara yang ahsan
Jika selama ta’aruf ditemukan kecocokan maka akan dilanjutkan kejenjang selanjutnya, namun jika selama ta’aruf tidak ditemukan kecocokan maka calon bisa menyudahi ta’aruf dengan cara yang baik dan menyatakan alasan yang masuk akal. Segera sampaikan ketidakcocokanmu, jangan sampai membuat calon menunggu lama, karena akan dikhawatirkan calon akan sangat kecewa karena telah terlalu berharap kepadamu.
6. Agar ta’aruf tidak melanggar agama, maka sebaiknya diperlukan perantara. Megapa?? Karena:
1. Dengan adanya perantara maka akan membantu kita untuk mencari informasi mengenai pasangan ta’aruf kita.
2. Ta’aruf yang dilakukan tanpa perantara maka akan rentan dari kebersihan hati, sebab jika ta’aruf dilakukan hanya berdua saja maka semua hal bisa saja terjadi. Kata-kata yang tidak sepatut dikeluarkan atau diumbar akan begitu mudah terlontarkan.
3. Dengan adanya perantara maka akan membantu mempertegas proses ta’aruf. Seorang perantara akan membantu memberikan batas waktu kepada pasangan ta’aruf, kapan deadline ta’aruf, kapan ta’aruf selanjutnya dilakukan, kapan pertemuan dengan orang tua, kapan acara lamaran dll. Semuanya akan menjadi jelas dan tidak berlama-lama. Berbeda dengan ta’aruf yang kamu lakukan berdua saja , kamu dan calon bisa ngak jelas dalam menentukan deadline.
4. Dengan adanya perantara maka sedikitnya akan mengurangi fitnah yang terjadi.
Kebanyakan orang mengira bahwa perantara ta’aruf adalah murabbi atau guru agama. Padahal siapa saja bisa menjadi perantara, misalnya orangtua, teman, saudara dan sebagainya. Kita pun bisa menjadi perantara, asalkan kita tahu dengan jelas siapa yang akan diperantarai dan mengetahui bagaimana cara ta’aruf yang dibenarkan oleh agama. Sebaiknya yang menjadi perantara adalah mereka yang telah menikah karena mereka sudah mengetahui proses menuju pernikahan dan untuk menghindari fitnah yang terjadi dengan salah satu calon ta’aruf.
2)}. Bagaimana proses ta’aruf yang sebenarnya?
Dalam hal ini juga tidak ada ketetapan khusus. Proses ta’aruf bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun harus tetap sesuai dengan adab-adab dalam bergaul antar lawan jenis.
Ada proses ta’aruf (ta’aruf yang saya ketahui jika melalui murabbi) dimulai dengan membuat proposal (biodata diri) kemudian saling menukar biodata, mengadakan proses pertemuan disuatu tempat dengan disertai murabbinya, proses percakapan dengan calon pasangan dengan hijab/tabir yang menghalangi keduanya saling bertatapan, proses melihat calon pasangan, proses meminta kepastian apakah ta’aruf akan dilanjutkan atau tidak, memberikan tenggang waktu untuk berpikir atau melakukan istikharah, kemudian jika pasangan sudah merasa cocok maka akan dilanjutkan pada proses selanjutnya yaitu kapan waktu khitbah dan proses selanjutnya.
Adapun proses yang saya ketahui jika melalui orang tua, saudara, sahabat dll yaitu dimulai dengan menanyakan apakah bersedia diperkenalkan dengan calon ta’aruf, menentukan kapan waktu ta’arufan, menentukan tempat pertemuan (biasanya pihak pria datang kerumah pihak wanita, namun juga bisa ditempat lainnya), memperkenalkan kedua calon ta’aruf (selama ini boleh mempertanyakan sesuatu yang diperlukan), kedua calon pulang kerumah masing2 dan diberikan tenggang waktu untuk berpikir atau istikharah, kemudian jika pasangan sudah merasa cocok maka akan dilanjutkan pada proses selanjutnya yaitu kapan waktu khitbah dan proses selanjutnya.
Kira-kira begitulah proses ta’arufan yang saya ketahui, maaf jika dalam proses ini saya salah menerangkan karna mengenai proses ta’aruf ini tidak ada ketetapan baku, tergantung masing-masing dan harus tetap sesuai dengan adab bergaul antar lawan jenis.
3)}. Apakah Boleh pada saat Ta’aruf saling mengirim sms, saling menelepon?
Untuk jawaban pertanyaan ini, saya akan mengutarakan 2 jawaban yang berbeda dari berbagai sumber.
1. Ada yang menyatakan menelepon ataupun saling berkirim sms, hukumnya adalah mubah selama aktivitas tersebut tidak mengajak kepada kemungkaran atau kefasikan, hanya membicarakan yang seperlunya untuk mengetahui atau mengenali calon pasangan.
2. Ada yang menyatakan saling SMS dilarang. Betapa banyak mereka yang tergelincir disebabkan fitnah komunikasi. Tak pandang bulu, baik orang awam atau para penuntut ilmu agama. Fitnah hati memang sesuatu yang sulit dikendalikan, apalagi dalam masa kesendirian. Manusia hatinya sangat lemah. Di saat itulah setan masuk. Sehingga, seseorang tidak bisa beralasan bahwa dirinya mampu menjaga hati untuk melegalkan SMS dengan calon tambatan hati. Saat pintu-pintu keakraban terbuka, keintiman akan terbentuk. Misalnya dengan mengirim kata-kata yang belum selayaknya terucapkan.
Nah…diantara kedua jawaban tersebut maka pikirkanlah yang terbaik menurut sahabat, namun alangkah baiknya untuk ber sms an (termasuk media lain yang hanya berkomunikasi berduaan saja dengan calon pasangan) perlu dihindari untuk menjaga hati, segala sesuatu mengenai pasangan bisa kita tanyakan kepada perantara. Tapi jika memang diperlukan dan mendesak serta tidak bisa melalui mahramnya maka harus tetap hati-hati, sms seperlunya saja, jangan ditambah-tambah dengan gurauan, rayuan ataupun yang sejenisnya yang tidak perlu. Karena syetan sangat pandai menggoda Bani Adam, maka berhati-hatilah dari tipu dayanya. Demikian juga pada umumnya seorang akhwat jika diberikan perhatian oleh seorang ikhwan baik lewat sms, tulisan atau yang sejenisnya maka dia akan tertarik walaupun ikhwan tersebut tidak ada niatan untuk menggodanya. Oleh karena itu hindarilah percakapan yang tidak penting, menghindari kata-kata yang dapat merusak hati dan jangan melampoi batas, ber sms hanya seperlunya saja dalam rangka proses menuju pernikahan. Karena dengan sering ber smsan dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah dan dapat terjerumus dalam kegiatan pacaran.
4)} Apakah dengan sekali ta’aruf langsung nikah bisa menjamin keluarga SAMARA?
Pertanyaan ini menurut saya sama halnya dengan pertanyaan “apakah dengan berpacaran berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun pacaran bisa menjamin keluarga SAMARA?
Dan jawabannya “tidak ada yang bisa menjamin apa-apa kecuali jika Allah menghendaki dan tergantung dengan usaha suami istri dalam memperjuangkan sebuah hubungan agar menjadi keluarga SAMARA”. Mengapa kita harus menjerumuskan diri kedalam tindakan sia-sia (pacaran) jika tindakan tersebut juga tidak menjamin apa-apa malah hanya akan menambah dosa.
Banyak kok pasangan-pasangan yang hanya ta’arufan beberapa kali bertemu memiliki keluarga SAMARA. Seperti halnya sahabat saya, yang masa ta’arufannya hanya sekali pertemuan. Dalam waktu yang sesingkat itu mereka saling bertanya, mengetahui apa yang dianggap mereka perlu. Setelah percakapan yang dirasa cukup, akhirnya mereka sepakat untuk melanjutkan kejenjang selanjutnya. 2 tahun sudah usia pernikahan mereka dan keluarga mereka sangat bahagia. Dan juga sepupu saya yang sudah 10 thn lebih usia pernikahan mereka yang bahagia juga dengan awal perkenalan melalui cara ta’aruf.
Banyak orang berpendapat, bagaimana caranya dengan waktu yang sesingkat itu kita bisa merasakan kecocokan, jika saya tidak menjalani hubungan bagaimana saya bisa mengetahui kecocokan dalam berumah tangga apalagi disaat terjadi masalah??
Wajar jika ada rasa khawatir nantinya akan tidak cocok, bagaimana nanti jika ada perbedaan dan pertengkaran, oleh karena itu persiapkan hati, yakin dengan proses yang dijalani, tanamkanlah sebuah komitmen inilah pilihan saya,dan saya harus siap dengan segala resikonya dan tidak lupa berdoa terus mohon di beri kelanggengan dalam rumah tangga. Namanya menikah tidak melulu harus sempurna, saling belajar dan mencoba mencari kesamaan dan jalan keluar yang terbaik jika ada pertengkaran. Yang terpenting dalam menjalaninya ikhlas tanpa paksaan, ikhlas dengan pilihan dan ikhlas menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan.
Banyak juga kok yang pernikahanya bahagia, tidak terjadi permasalahan yang serius dengan proses seperti ini. Sedangkan menjalani proses pacaran juga tidak menjamin anda bisa lebih mengenal calon pasangan, dari cerita-cerita teman tidak sedikit yang merasa terjadi perbedaan sikap dan karakter pasangan di saat telah memasuki jenjang pernikahan, hal ini tidak menutup kemungkinan pada saat pacaran yang jelek ditutupi, berbeda dengan ta’aruf dimana kedua calon pasangan diminta untuk jujur dan menurut saya disitulah letak penjajakan yg sebenarnya apakah si calon bisa menerima kekurangan tersebut.
Banyak orang mengatakan pernikahan adalah akhir dari cinta, namun yang sebenarnya pernikahan adalah awal dari sebuah cinta, karna dengan pernikahan inilah cinta yang sesungguhnya dibuktikan dan diperjuangkan. Oleh karena itu, selama ta’arufan, carilah sesuatu yang dapat membuat kita tertarik padanya. Sesuatu yang dapat membuat ketertarikan inilah yang akan berkembang menjadi cinta dan diperjuangkan selama pernikahan.

pandangan hedoisme dalam islam


PAHAM HEDONISME DALAM PANDANGAN ISLAM

Setelah dijelaskan secara singkat tentang fakta tentang paham hedonisme (buka http://bengkelpemikiran.wordpress.com/2012/02/18/mengenal-hedonisme/), maka akan dijelaskan tentang hukum hedonisme dalam Pandangan Islam. Akan tetapi, sebelum itu ada beberapa fakta tentang hedonisme itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bagaimana hukumnya menurut Islam. Kurang lebihnya fakta yang bisa didapat sebagai berikut :
1. Paham Hedonisme adalah hasil karya berfikir dari orang non muslim, dengan tokoh utamanya adalah Ariptippos dan Epikuros. Yang kedunya adalah filosof pada zamannya sebelum Risalah Islam diturunkan. Oleh karena itu hedonisme merupakan tsaqofah selain Islam.
2. Dari berbagai macam definisi yang ada, penulis menyimpulkan bahwa hedonisme adalah paham yang memandang bahwa kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan baik lahir atau batin menjadi tujuan utama dalam hidup manusia di dunia ini.
3. Sehingga paham hedonisme merupakan suatu cara pandang tertentu dalam memahami hidup manusia di dunia.
4. Walaupun menurut Epikuros – salah satu pencetus paham ini – kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan bisa berupa batin seseorang. Akan tetapi, pada perkembangannya paham ini menjadi paham yang hanya memandang kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan hanya sebatas materi, baik berupa uang atau harta lainnya.
5. Paham hedonisme adalah suatu cara pandang tentang hidup manusia. Walaupun demikian tidak dijelaskan tentang cara bagaimana mendapatkan tujuannya.
6. Paham Hedonisme merupakan cara pandang yang menggunakan standar perasaan. Hal ini dikarenakan kesenangan, kenikmatan dan juga kebahagiaan di dunia itu relatif. Antar setiap individu berbeda-beda sesuai “isi hatinya” atau menurut perasaannya.
a) Pandangan Islam Tentang Tsaqofah Selain Islam
Dalam kitab Syakhshiyyah Islamiyyah Juz 1 karya Al’Alamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani sudah menjelaskan tentang pembahasan ini. Pada pembahasan yang berjudul “Mauqifu al muskimiin min ats tsaqofah ghairi al Islamiyyah” dijelaskan tentang bagaimana sikap kaum muslimin terhadap tsaqofah selain Islam. Secara sederhana adalah sebagai berikut:
1. Taatstsur (keterpengaruhan) dengan tsaqofah (selain Islam) berarti mempelajari tsaqofah tersebut, mengambil pemikiran-pemikiran yang dikandungnya, dan menyandarkannya pada pemikiran-pemikiran tsaqofah tersebut, hanya karena adanya kesamaan di antara keduanya atau hanya karena menganggap baik pemikiran tersebut. Taatstsur dengan tsaqofah berujung kepada keyakinan terhadap pemikiran-pemikirannya.
2. Intifa’ adalah mempelajari tsaqofah secara mendalam dan mengetahui perbedaan antara pemikiran-pemikirannya dengan pemikiran-pemikiran tsaqofah Islam, kemudian mengambil makna-makna yang tada pada tsaqofah tersebut, juda kesamaan-kesamaan yang dikandungnya, dan terjadi penyuburan tsaqofah dalam aspek sastra lalu memperbaiki penyampaian dengan (menggunakan) makna-makna tadi dan kesamaan-kesamaan tersebut, tanpa mengarah pada pemikiran yang bertentangan dengan Islam, juga pemikran apapun tentang kehidupan, tasyri’ dan aqidah tidak diambil. Jadi intifa’ terbatas pada tsaqofah saja tanpa dipengaruhi.
b) Pandangan Islam Tentang Kesenangan, Kenikmatan dan Kebahagiaan
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Itulah keberuntungan yang besar”(QS. Al Buruj : 11)
Dalamayat di atas di jelaskanbahwakemenanganataupunkeberuntungan yang paling besaradalahSyurga Allah SWT.
c) Pandangan Islam Tentang Kesenangan, Kenikmatan dan Kebahagiaan di Dunia
Bagiseorangmuslim kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan di dunia, baik berupa hartabenda, keluargadankehidupanduniaitusendiribersifatsementara. Selain itu juga jumlahnya sedikit, hanyasebatas permainan, sendagurau, danjuga sebagai ujian.Allah SWT berfirman :
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!” setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: “Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada Kami sampai kepada beberapa waktu lagi?” Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”(QS. An Nisa : 77)
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerakdi dalam negeri.Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya”(QS. Ali Imran : 196-197)
“Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”(QS.AsySyu’araa’ : 87-89)
“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”(QS. Al Hadid : 20)
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”(QS. At Taghaabun)
Dalam haditsRasulullah SAW bersabda :“Dunia itu terlaknat, terlaknat pula apa yang ada di dalamnya kecuali mengingat Allah SWT dan (yang menjadi penolongnya) atau orang alim atau orang yang mencari Ilmu” (HR. At Tirmidzi).
Sedangkanbagi orang kafirkesenangan, baikhartabendadanlainnya di duniabukanlahkebaikan, justruadzabbagimereka. Allah SWT berfirman :
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa).Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, sebenarnya mereka tidak sadar”(QS. Al Mu’minun : 55-56)
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam Keadaan kafir” (QS. At Taubah : 55)
Dan jugapenegasanbagimanusiabahwaduniatidaklahabadi, kitahanyasekedarmampir.Rasulullah SAW bersabda :
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat” (HR. Bukhari).
“Ada kecintaan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya” (HR. At Tirmidzi).
“Kehidupan dunia adalah penjara bagi orang Mukmin dan syurga bagi orang kafir” (HR. Muslim).
“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan maka hendaklah dia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat” (HR. Muslim).
d) Tujuan Hidup Manusia Menurut Islam
Tujuan diciptakannya manusia di dunia ini adalah untuk menjadi Khalifah Allah SWT(wakil Allah SWT di bumi dengan Islam) dan juga menjadi ‘Abdullah (Hamba Allah SWT).
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”(QS. Al Baqarah : 30)
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”(QS. AdzDzariyat : 56)
e) Manusia Wajib Terikat dengan Syari’at Islam Standarperbuatanmanusiabukanlahperasaan, sebagaimana Allah SWT berfirman : “Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”(QS. Al Baqarah : 216)
Manusiawajibterikatdenganseluruhperintah Allah SWT, sehinggastandarperbuatanmanusiaadalahSyari’at Islam. Allah SWT berfirman :
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”(QS. Al Ahzab : 36)
“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara merekaialah ucapan. “Kami mendengar, dan Kami patuh”. dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung”(QS. An Nur : 51)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik”(QS. Al Maidah : 44-47)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Paham Hedonisme adalah paham yang bertentangan dengan Islam, yang artinya adalah haram bagi kaum muslim menjadikannya sebagai bagian dari aktivitasnya. Dan juga haram untuk meyakini bahwa hedonisme adalah sesuai Islam.
2. Kaum muslim boleh mempelajari paham hedonisme dalam rangka untuk mengkritik dan juga untuk memberikan kesalahan paham ini kepada kaum muslim yang lain.

Cinta menurut Islam


Cinta, apa sih arti dari cinta itu ??? semua orang dan para ahlinya pastilah memliki pendapat dan pemikiran yang berbeda-beda. Kalau menurtku pribadi cinta itu ya cinta, saya sendiri juga bingung mengartikan apa yang namanya cinta itu. Namun cinta itu akan selalu ku berikan dan hanya untuk Allah SWT dan Rasulullah SAW lah cinta abadi itu.Cinta yang juga selalu ku berikan untuk ke dua orang tua ku terutama emak ku, hehehe …….., keluarga ku, sahabatku, orang di sekitarku, dan masih ada tanda tanya besar untuk cinta yang ku berikan kepadanya (halahhh paling an cuman cinta monyet biasa, yang penting kerja nyari duit yang banyak dulu, hehehe malah curhat).Menurut id.wikipedia.org Cinta itu adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan kasih sayang terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Menurut situs asysyariah.com yang pernah saya baca dalam mendefinisikan cinta sangatlah sulit jika dijelaskan dengan kata-kata. Mungkin definisi cinta hanya dapat kita rasakan. Ibnul Qayyim pun juga pernah mengatakan bahwa :
“Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri”.
Pada hakekatnya Cinta itu adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah SWT, maka ia akan menjadi ibadah. Dan apabila sebaliknya, jika cinta itu tidak sesuai dengan ridha Allah SWT maka akan menjadi perbuatan maksiat (seperti yang terjadi pada zaman sekarang ini). Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu kesyirikan.
Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada Agama, cinta kepada aqidah, juga cinta kepada sesama makhluk, sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara suami istri sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21)”.
Cinta Menurut Al Qur’an :
1. CINTA MAWADDAH adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. CINTA RAHMAH adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih walaupun ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antara orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim ertinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. CINTA MAIL adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedut seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. CINTA SYAGHAF adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) boleh jadi seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyedari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, isteri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. CINTA RA’FAH yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak sanggup membangunkannya untuk sholat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini hukuman bagi penzina (Q/24:2).
6. CINTA SHOBWAH yaitu cinta buta, cinta yang mendorong kelakuan yang menyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, “wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)”.
7. CINTA SYAUQ (RINDU), istilah ini bukan dari Al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan Al Qur’an. Dalam surat Al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad :  ”wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu”. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab “Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin”, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, (hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi).
8. CINTA KULFAH yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut Al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, “la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)”.
Cinta Sejati Menurut Islam :
1. Tidak rela yang dicintai menderita
2. Rela berkorban apapun demi yang dicintai
3. Memenuhi segala keinginan dari yang dicintai
4. Tidak pernah memaksakan kehendak kepada yang dicintai
5. Berlaku sepanjang masa. Cinta tersebut hanya ada antara Khalik dan Makhluk, cinta antara makhluk harus ditambah syarat-syarat berikut:
a. Cintanya tersebut karena Allah S.W T.
b. Harus memenuhi segala aturan yang dibuat oleh Allah SWT.
c. Sex bukanlah cinta dan cinta bukanlah sex, tetapi sex adalah bunga-bunga dari cinta dan hanya ada dalam pernikahan dan hanya dengan yang dinikahi
d. Cinta bukan uang atau harta atau duniawi, tetapi cinta membutuhkan uang, harta dan duniawi.
Begitu indahnya cinta Islam, cinta untuk Allah, cinta untuk Rasulullah, cinta untuk orang yang melahirkan kita, cinta untuk orang tua kita, cinta untuk sahabat kita, cinta untuk orang di sekitar kita, cinta untuk orang yang akan mendampingi kita nantinya, dan tentunya cinta untuk semua makhluk-makhlukNya. Namun pada zaman sekarang dan situasi kondisi saat ini, cinta yang lahir cenderung penuh dengan hawa nafsu, nafsu yang menggebu-gebu dan menyimpang dari norma-norma agama dan apa yang telah diperintahkan Allah SWT, serta menyimpang dari sebuah tujuan murni cinta itu yang sebenarnya. Setiap saat, setiap hari kita terutama pada kalangan muda bahakan anak-anak pun dibuai dengan lagu-lagu cinta, dibuat terlena dengan tontonan kisah cinta (sinetron, film) yang menghanyutkan kita ke dalam dunia khayal yang merugikan. Bahkan sekarang ini banyak orang yang menyalahartikan makna dan arti dari apa cinta itu sebenarnya, sehingga mereka terdorong melewati batas pergaulan dan tatasusila seorang mukmin.
Maka daripada itu,  renungkanlah sejenak kawan hakikat sebuah kehidupan kita di dunia ini. Rasullulah SAW bersabda:
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai diri sendiri.” Juga sabda Rasulullah, “Barang siapa ingin mendapatkan manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai orang lain karena Allah.” (HR Hakim dari Abu Hurairah)”.
Ingatlah kawan kita di dunia ini hanyalah mampir minum sebentar. Lihatlah matahari yang biasa menerangi alam semesta ini, seterang-terangnya dan  sepanas-panasnya dia…saat waktunya tiba, dia juga akan menghilang dan pulang kembali ke peraduannya, begitu juga dengan apa yang kita miliki di dunia ini, bahkan diri kita sendiri, jika saatnya tiba, …kita juga akan sama dengan matahari itu.
Semoga bermanfaat bagi kawan pembaca ….  maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan mohon kritik dan sarannya .. :D
Thanks to :

Visual Basic

vb logo


Visual Basic Books Visual Basic Books
Home Home
Beginner Visual Basic Books Pemula Buku Visual Basic
Database Visual Basic Books Database Buku Visual Basic
ActiveX Visual Basic Books Buku ActiveX Visual Basic
Advanced Visual Basic Books Buku Advanced Visual Basic
VB Internet Programming Books Pemrograman VB Internet Buku
Resources Sumber Daya
Visual Basic Links Visual Basic Link
Add a Link Tambah Link
Subscribe to Mailing List Berlangganan Mailing List

Visual Basic Tutorial Visual Basic Tutorial

Writing Your First Visual Basic 6 Program Menulis Program Pertama Anda Visual Basic 6

The following tutorial is being provided courtesy of Microsoft Press. Tutorial berikut ini disediakan milik Microsoft Press. It has been extracted from " Microsoft Visual Basic 6.0 Professional (step by step) " Ini telah diambil dari " Microsoft Visual Basic 6.0 Professional (langkah demi langkah) "
Writing Your First Program Menulis Program Pertama Anda
In this lesson you will learn how to: Dalam pelajaran ini anda akan belajar cara:
  • Create the user interface for a new program. Buat user interface untuk program baru.
  • Set the properties for each object in your user interface. Mengatur properti untuk setiap objek dalam antarmuka pengguna Anda.
  • Write program code. Menulis kode program.
  • Save and run the program. Simpan dan menjalankan program.
  • Build an executable file. Membangun sebuah file eksekusi.
ESTIMATED ESTIMASI
TIME WAKTU
35 min. 35 min.
As you learned in Lesson 1, the Microsoft Visual Basic programming environment contains several powerful tools to help you run and manage your programs. Seperti yang Anda pelajari dalam Pelajaran 1, Microsoft Visual Basic lingkungan pemrograman berisi beberapa alat yang sangat berguna untuk membantu Anda menjalankan dan mengelola program-program anda. Visual Basic also contains everything you need to build your own applications for Windows from the ground up. Visual Basic juga berisi semua yang anda butuhkan untuk membangun aplikasi Anda sendiri untuk Windows dari bawah ke atas. In this lesson, you'll learn how to create a simple but attractive user interface with the controls in the Visual Basic toolbox. Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar cara membuat sebuah antarmuka pengguna yang sederhana namun menarik dengan kontrol di toolbox Visual Basic. Next, you'll learn how to customize the operation of these controls with special characteristics called property settings. Berikutnya, Anda akan belajar bagaimana untuk menyesuaikan operasi kontrol ini dengan karakteristik khusus yang disebut pengaturan properti. Then, you'll see how to identify just what your program should do with text-based program code. Kemudian, Anda akan melihat bagaimana mengidentifikasi apa program anda harus dilakukan dengan kode program berbasis teks. Finally, you'll learn how to save and run your new program (a Las Vegas–style slot machine) and how to compile it as an executable file. Akhirnya, Anda akan belajar bagaimana menyimpan dan menjalankan program baru (mesin slot Las Vegas-style) dan cara kompilasi sebagai file eksekusi.
Lucky Seven: Your First Visual Basic Program Lucky Seven: Program Pertama Anda Visual Basic
The Windows-based application you're going to construct is Lucky Seven, a game program that simulates a lucky number slot machine. Aplikasi berbasis Windows Anda akan membangun adalah Seven Lucky, program permainan yang mensimulasikan mesin slot nomor beruntung. Lucky Seven has a simple user interface and can be created and compiled in just a few minutes using Visual Basic. Lucky Seven memiliki antarmuka pengguna yang sederhana dan dapat dibuat dan disusun hanya dalam beberapa menit menggunakan Visual Basic. (If you'd like to run a completed version of Lucky.exe before you start, you can find it in the \Vb6Sbs\Less02 folder on your hard disk.) Here's what your program will look like when it's finished: (. Jika Anda ingin menjalankan versi lengkap dari Lucky.exe sebelum Anda mulai, Anda dapat menemukannya di \ folder Vb6Sbs \ Less02 pada hard disk anda) Inilah program anda akan terlihat seperti kalau sudah selesai:

Programming Steps Langkah Pemrograman
The Lucky Seven user interface contains two command buttons, three lucky number windows, a graphic of a stack of coins, and the label Lucky Seven. Antarmuka pengguna Lucky Seven berisi tombol-tombol perintah dua, tiga jendela angka keberuntungan, grafik dari tumpukan koin, dan label Lucky Seven. These elements were produced in the program by creating seven objects on the Lucky Seven form and then changing several properties for each object. Elemen-elemen yang diproduksi dalam program ini dengan menciptakan tujuh objek pada formulir Seven Lucky dan kemudian mengubah beberapa properti untuk setiap objek. After the interface was designed, program code for the Spin and End command buttons was added to the program to process the user's button clicks and produce the random numbers. Setelah antarmuka dirancang, kode program untuk Spin dan tombol perintah Akhir ditambahkan ke program untuk proses klik tombol pengguna dan menghasilkan angka acak. To re-create Lucky Seven, you'll follow three essential programming steps in Visual Basic: creating the user interface, setting the properties, and writing the program code. Untuk kembali membuat Lucky Seven, Anda akan ikuti tiga langkah penting dalam pemrograman Visual Basic: membuat user interface, pengaturan properti, dan menulis kode program. The process for Lucky Seven is summarized in the table on the following page. Proses untuk Seven Lucky diringkas dalam tabel di halaman berikut.

Murobbi dan Mualim


Saya geram ! saya geram ! dan saya sangat geram !!! Hanya Allah sajalah yang mengetahui betapa geramnya hati ini sejurus keluar daripada kelas Islamic Finance sebentar tadi..
Pertama, saya geram kerana seseorang telah menghina serta memperkecilkan kesyumulan Islam, kedua saya geram kerana saya tidak mampu berkata apa-apa mahupun membantah dengan keras satu pendapat yang sama sekali tidak benar tentang Islam dan kesyumulannya. Dan yang ke tiga, saya tersangat geram dan kecewa kerana ia dilakukan oleh orang Islam itu sendiri… Astagfirullah, pohon kemaafan dari Ilahi andai kegeraman saya ini tidak berasas…
Sahabat-sahabat sekalian, Islam itu tinggi dan tiada apa yang lebih tinggi daripada Islam. Segala hukum hakamnya, peraturan-peraturannya, dan aturan-aturannya begitu indah hingga tiada manusia yang berftrah insani mampu mencipta perundangan dan sistem seperti itu. Allah Maha Bijak dan tiada apa yang lebih bijak daripadaNya. Allah juga Maha Mengetahui dan tiada siapa yang lebih mengetahui berbanding Dia.. Jadi, mengapa kita harus memperkecil-kecilkan aturan-aturan Islam itu sendiri. Di manakah silapnya ?
Siapa itu Mualim? Dan Siapa itu murobbi?
Sebelum saya menghuraikan dengan lebih lanjut perihal lambakan Mualim masa sekarang yang kegersangan nilai-nilai Murobbinya mari kita kenal dulu sapa itu Mualim dan siapa itu Murobbi dalam sistem pendidikan masa kini.
Mualim dalam bahasa ringkasnya boleh disebut sebagai guru, ataupun cikgu dan Murobbi pula adalah seorang guru, ataupun cikgu yang bukan sahaja mendidik dan mengajar untuk tujuan peperiksaan sahaja tetapi mengajar , mendidik serta menyentuh hati anak-anak didik mereka dengan benih-benih tarbiyah yang mekar mewangi.
Sahabat-sahabat sekalian, adakah wajar jika saya katakan Guru itu adalah salah satu wahana atau wacana pengerak perubahan si Anak murid ke arah yang lebih baik ? Jika menurut pandangan peribadi saya, 100% akan saya katakan Ya dan 0% pula tidak. Kenapa agaknya saya berpandangan sedemikian ? Satu analogi yang cukup mudah.
Cuba kita rujuk kembali, saban tahun berapa ramaikah pelajar yang memperoleh A+ dalam subjek pendidikan Islam ? Dan cuba kita bertanya sekali lagi ? Dari kalangan pelajar yang ramai memperoleh A+ itu seberapa ramaikah yang betul-betul memahami Islam. Maksud saya yang betul-betul mempraktikkan cara hidup Islam ? Hakikatnya sangat tidak ramai. Kenapa saya berani berkata begitu?
Adakah pernah anda lihat pelajar perempuan sekolah agama yang dahulunya bertudung litup tetapi kini sudah tidak memakai tudung atau bertudung tidak menutup dada ? Mereka yang tidak pernah bergaul secara bebas kembali mengamalkan cara hidup bebas ? Kenapa jadi begitu ? Jika benar-benar mereka mendapat A+ dalam subjek pendidikan Islam, kenapa mereka perlu sama sekali meninggalkan cara hidup Islam. Jawapannya terletak pada bahu siapa yang mengajar mereka.
Hal ini kerana, beza seorang mualim dan murobbi itu terletak pada cara ia mengajar. Seorang mualim akan mengajar supaya hanya mendapat A+ dalam peperiksaan tanpa melalui proses-proses penghayatan ilmu yang sebenar. Ilmu itu akan benar-benar dihayati melalui pengamalan dan aplikasi yang menyeluruh dalam kehidupan. Jika hanya untuk tujuan peperiksaan, maka keberangkalian untuk melupakannya sama sekali adalah tersangat tinggi.
Oleh itu wahai guru, pendidik lecturer dan sebagainya. Marilah kita menyahut seruan ini. Ramaikan lagi mualim berjiwa murobbi, hatta dalam bidang apa anda sekalipun gunakan segala peluang dan kesempatan ini untuk mentarbiyah jiwa anak-anak didik anda ke arah yang lebih baik.
Alangkah ruginya jika anda diberi peluang oleh Allah tetapi anda tidak gunakannya. Dan alangkah ruginya jika anda mempunyai pelajar-pelajar bukan islam yang ingin tahu sistem perundangan Islam tetapi anda memburuk-burukkan sistem itu sendiri . Di manakah letaknya jati diri anda sebagai seorang Muslim? Malulah kamu.
Sistem perbankan Islam. Kenapa majoriti pelajar di kelas saya majoritinya bukan Islam ? Kenapa lebih 70% pengguna bank Islam adalah terdiri daripada golongan bukan Islam ? Di sini saya menyahut cabaran untuk mempelajari asas-asas perbankan islam dengan lebih terperinci lagi walaupun sama sekali berbeza dengan cabang bidang yang saya ambil. Kenapa?
Hakikatnya adalah ramai orang Islam mengaku tahu tetapi sebenarnya mereka tidak tahu ? Mereka pura-pura banyak ilmu tetapi mereka sebenarnya tidak tahu. Perbankan Islam .. Asas yang mereka tahu hanyalah “no riba’ ” Tahukah anda bahawa , riba’ itu haram dan ditegah secara keras oleh Allah.
Nabi saw bersabda:
“Satu dirham riba yang dimakan oleh seorang lelaki dalam keadaan dia mengetahuinya lebih buruk daripada berzina sebanyak 36kali” (Musnad Ahmad. Al- abani mengatakan sahih dalam Ghayat al Maram fi takhrij Hadis al halal wa al haram li al Qaradhawi, halaman 103)
- Rujuk Zaharudin.net
Hakikatnya orang kita pura-pura tahu dengan cuba tidak ambil tahu. Mereka takut akan hakikat kebenaran itu. Rakan -rakan sekalian, jika anda punyai ruang dan peluang, marilah kita pelajari sistem perbankan Islam ini. Ini bukan satu keharusan tetapi satu kewajipan. Tegakah anda lihat, majoriti pelajar-pelajar islamic finance ini majoritinya bukan Islam? Tegakah juga anda bahawa pakar-pakar dalam bidang ini adalah mereka yang bukan Islam ? Mana perginya kita ? Tepuk dada tanyalah diri…. wallahualam

Kemenangan Dakwah


Kemenangan Islam adalah janji pasti dari Sang Maha Suci. Kemenangan itu akan diberikan ketika umat ini telah siap meraihnya. Kemenangan itu bukanlah dongeng, bukan pula janji palsu. Karena janjiNya adalah kepastian yang tidak ada satupun makhuk yang bisa menolaknya. Bahkan, ketika kuasaNya telah berlaku, meskipun seluruh makhluk bersatu padu untuk menolaknya, niscaya apa yang mereka lakukan itu akan sia-sia.
Lantas, mungkinkah kemenangan itu ‘digratiskan’ begitu saja? Sekali-kali tidak! Harus ada upaya pasti dari para pengemban dakwah Islam demi terwujudnya janji Allah itu, kemenangan Islam. Ada beberapa sebab yang bisa kita lakukan sehingga janji Allah itu segera terwujud. Sebab-sebab itu haruslah kita sertakan dalam tiap jenak perjuangan dakwah.
Pertama, Niat yang Ikhlas. Dalam berjuang demi tegaknya Islam, yang pertama kali harus dilakukan adalah meluruskan niat. Niat hendaknya hanya untuk Allah dan RasulNya. Bukan untuk dunia atau wanita-wanita yang diingini, pun dengan aneka macam harta dan atribut duniawi lainnya.
Niat ikhlas itu, diantaranya adalah untuk menolong Agama Allah. Karena siapa yang menolong AgamaNya, pastilah akan ditolongNya. Firman Allah, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Maka, perjuangan yang kita lakukan, dakwah yang selalu menjadi nafas kehidupan kita, mestilah diniati ikhlas, untuk menolong agama Allah. Agar ia tegak. Setegak-tegaknya. Bukan untuk tujuan selainnya.
Kedua, Taat kepada pemimpin. Keberadaan pemimpin dalam sebuah komunitas yang memperjuangkan Islam adalah niscaya. Pemimpin ini hendaknya adalah orang yang faqih, takut kepada Allah, ikhlas dan mengetahui strategi yang jitu dalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah. Ia bukanlah orang yang haus kepada dunia, atau hanya mementingkan keuntungan kelompoknya. Pemimpin ini adalah pemimpin yang orientasinya akhirat.
Pemimpin yang sesuai kriteria itu, bukanlah satu-satunya syarat. Karena pemimpin, sehebat apapun akanlah sia-sia jika tidak ditaati oleh yang dipimpinnya. Maka, ketaatan yang benar kepada pemimpin yang tepat adalah niscaya demi menangnya Dakwah Islam. Ketaatan tersebut pastilah mendatangkan pertolongan Allah, sehingga dakwah Islam benar-benar mencapai puncaknya. Dalam surat Al Anfal ayat 46, Allah berfirman, “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Dari ayat tersebut kita dapati sebuah kesimpulan bahwa ketaatan adalah keniscayaan bagi sebuah kemenangan.
Dalam kaitannya dengan taat, rujukannya tentulah Al Qur’an dan Sunnah. Sehingga ketaatan yang bersumber pada selain keduanya adalah bathil. Ketaatan di jalan dakwah, hanyalah untuk Allah dan RasulNya. Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan, kepada siapapun. Meskipun kepada kedua orang tua atau orang-orang yang kita cintai sekalipun. Terlebih lagi kepada pemimpin-pemimpin yang tidak sesuai syari’at. Maka, dalam sebuah perjuangan harus ada kontrol dari prajurit  kepada pemimpin. Sehingga ketika pemimpin menyimpang dari garis perjuangan, para prajurit  bisa langsung mengingatkan.
Ketiga, Sabar dan Bersiap siaga. Jangan maknai sabar dengan berdiam diri. Sabar maknanya menahan sembari terus berupaya. Menahan dalam makna tetap bergerak seperti apa yang diinstruksikan pemimpin, meski kadang tidak sesuai dengan keinginan dan pendapat diri. Bersamaan dengan sabar, persiapan tentunya harus senantiasa dilakukan. Persiapan dalam semua maknanya. Baik fisik, ruhani maupun finansial. Karena Perjuangan dakwah  adalah kontribusi dari setiap aspek yang kita miliki. Maka kita harus siap ketika dakwah meminta nyawa kita untuk melawan musuh-musuh islam sebagaimana yang dilakukan oleh saudara kita di Palestina dan negeri negeri muslim terjajah lainnya.
Terkait dengan sabar dan bersiap siaga, Allah berkali-kali mengingatkan kita dalam Kitab SuciNya, “Jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.” (Ali Imran : 125). Dalam ayat lain disebutkan, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”(Ali Imran : 200). Ayat ini merupakan jaminan dari Allah. Bahwa ketika para pejuang dakwah sennatiasa bersabar dan bersiap siaga, maka Allah akan menurunkan pertolonganNya. Pertolongan tersebut bisa berupa diturunkannya pasukan malaikat dan keberuntungan bagi para pejuang. Ini, adalah janji Allah yang tidak mungkin diingkari. Maka, ketika sampai sekarang pertolongan Allah belum nampak terbitnya, bisa jadi kesabaran kita masih sangat minim, persiapan kita juga seadanya.
Senada dengan ayat dia atas, Allah kembali menegaskan janjiNya ketika kita telah menguatkan kesabaran dalam berdakwah. Firman Allah dalam surat Al Anfal ayat 66, “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” Hal ini sebagaimana terjadi dalam perang badar dan peperangan-peperangan kaum muslimin melawan kafirin lainnya. Ketika kaum muslimin bersabar, maka Allah pasti menolong mereka. Begitupun sebaliknya.
Ke-empat, Tsabat (Berteguh Hati). Berteguh hati bisa dimaknai sebagai membulatkan tekad. Menyuburkan niat yang telah diikrarkan di awal dakwah. Ia harus senantiasa dilakukan agar dakwah tidak kehilangan orientasinya. Langkah ini, mirip dengan pupuk bagi sebuah tanaman. Berteguh hati diperlukan agar tanaman niat itu makin subur sehingga menemukan momentum kemenangannya.
Dalam hal ini, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” Ayat 45 surat Al Anfal tersebut merupakan sebuah kaidah perjuangan ketika kita telah memasuki gelanggang perjuangan. Karena ketka itu, kita tidak bisa mundur lagi. Mundur berarti mati atau kalah. Maka, maju adalah keharusan. Dan bisa tidaknya maju sangatlah ditentukan oleh adanya keteguhan hati para pejuang dakwah.
Kelima, Tawakkal kepada Allah. Tawakkal bermakna menyerahkan hasil kepada Allah setelah kita berdarah-darah dalam berjuang. Ia bukan pasif, melainkan sikap aktif seorang pejuang dakwah dalam setiap tindakan. Maka, tawakkal yang benar dilakukan setelah berusaha. Tawakkal merupakan kesadaran tertinggi akan ke-Maha Kuasa-an Allah. Karena sehebat apapun kita, secanggih apapun strategi dakwah yang kita jalankan, pastilah sangat tidak mungkin mengungguli ke-Maha Kuasa-an Allah. Apa yang kita lakukan hanyalah sarana untuk menyambut kemenangan itu. Sedangkan penentu kemenangan, adalah hak prerogatif Allah.
Dalam surat Al Maidah ayat 23 disebutkan, “ Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” Ayat ini, maknanya , “ Jika kamu beriman maka bertawakallah dan jika kamu tidak bertawakkal, maka pertanyakan keimananmu.” Tawakkal setelah berusaha, adalah jaminan kemenangan dari Allah. Karena tawakkal berarti percaya sepenuhnya akan keMaha Kuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’alaa.
Keenam, Hindari perselisihan. Kelima kiat di atas merupakan kiat yang mesti dilakukan oleh masing-masing prajurit dalam dakwah. Ia sangat tergantung pada letak kematangan setiap personil. Setelah tiap individu sudah matang, maka ada yang mesti dilakukan terkait hubungan dengan sesama prajurit. Hal yang mesti dilakukan adalah menghindari berbantah-bantahan antara mereka. Firman Allah dalam surat Al Anfal ayat 45, “ Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Berbantah-bantahan dalam ayat ini, disinyalir sebagai salah satu sebab gagalnya dakwah. Ia merupakan wujud masih adanya egoisme dalam diri seseorang. Sangatlah mustahil diperoleh kemenangan ketika masing-masing prajurit masih saja mementingkan pendapat sendiri di atas pendapat jama’ah. Egoisme inilah yang memungkinkan pasukan terpecah belah. Maka, sangatlah mustahil kemengan itu datang ketika pasukan yang maju ke medan laga tidak bersatu, sementara musuh yag dihadapi sangat solid.
Ketujuh, Doa dan dzikir. Ini adalah langkah terakhir. Setelah langkah-langkah sebelumnya  yang melelahkan itu, maka terakhir adalah memasrahkan kepada Allah atas setiap upaya kita. Kepasrahan itu berbentuk doa dan dzikir.
Doa adalah senjata kaum mukminin. Doa merupakan pangkal dari ibadah. Doa, adalah bentuk kebutuhan seseorang kepada Penciptanya. Doa adalah sebuah bentuk ketersambungan antara hamba dengan Robbnya. Doa, adalah jaminan pengabulan dari Allah jika yang meminta adalah hambaNya.
Doa dalam ‘peperangan’ dakwah bisa bermacam ragamnya. Sebagai contoh, kita bisa mendapatinya dalam surat Al Baqoroh ayat 250, “Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” Doa ini adalah doa terbaik yang Allah ajarkan.
Dalam doa tersebut, tentara Thalut tidak meminta agar diberi kemenangan secera langsung. Melainkan yang mereka minta adalah kesabaran dan keteguhan hati serta minta tolong. Ini adalah bentuk ketidakberdayaan hamba kepada Penciptanya. Maka, kita dapati tentara Thalut berhasil memenangkan peperangan memenangkan Jalut. Dalam kasus ini, Allah mengganjar doa mereka dengan kemenangan yang gemilang.
Dalam kasus lain, kita mendapati doa yang sama. Doa ini terdapat dalam surat Ali Imran ayat 147, “ Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” Ini adalah doa yang selalu dipanjatkan oleh prajurit dakwah yang berperang bersama nabi mereka dalam setiap peperangan.
Redaksi doa ini sangatlah unik, karena yang diminta adalah ampunan dari Allah atas dosa yang telah dilakukan. Ini adalah alasan yang sangat tepat, karena sejatinya kemenangan dakwah diberikan lantaran ketaqwaan para pengemban dakwah. Dan, kekalahan dakwah, sebab utamanya dalah dosa yang selama ini menumpuk dan tidak di-istighfari. Maka, sebaiknya kita berkaca diri. Karena bisa jadi, belum menangnya dakwah bersebab dosa- dosa kita sehingga Allah belum mewujudkan janjiNya. Mari Istighfari dosa-dosa kita, agar janjiNya segera terwujud. Astaghfirullahal ‘Adhiim.
Maka, benarlah apa yang diwasiatkan oleh Umar bin Khattab. Setiap kali berangkat ke medan pertempuran, pesan yang disampaikan oleh beliau adalah, “ Jangan sekali-kali berbuat maksiat. Sekecil appaun. Karena dosa yang kita lakukan akan menghambat datangnya pertolongan Allah.” Mari berdoa agar Allah mengampuni kita dari dosa yang telah tercatat. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, yang sengaja atau tidak, yang besar maupun yang kecil. Semoga Allah kabulkan doa-doa kita. Amiin
Terakhir, bahwa kemenangan dakwah itu niscaya. Ia adalah janji Allah yang tidak mungkin diingkari. Maha benarlah firmanNya, “ Pertolongan Allah dan kemenangan itu dekat.” Ya. Kemenangan dan pertolongan Allah itu dekat. Sedekat upaya kita untuk menyambutnya. Maka, kita akan tersenyum ketika janjiNya benar-benar terwujud, “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”  (An Nashr  1-3)
Dakwah pastilah menang, dengan atau tanpa kita. Maka, keterlibatan kita dalam dakwah adalah pilihan. Silahkan memilih, hendak jadi penonton, pemain, atau sekedar komentator dakwah. Semoga Allah berkenan menjadikan kita sebagai bagian dari pelaku kemenangan dakwah itu. Aamiin.

edo's pages