PAHAM HEDONISME DALAM PANDANGAN ISLAM
Setelah dijelaskan secara singkat tentang fakta tentang paham hedonisme (buka http://bengkelpemikiran.wordpress.com/2012/02/18/mengenal-hedonisme/), maka akan dijelaskan tentang hukum hedonisme dalam Pandangan Islam. Akan tetapi, sebelum itu ada beberapa fakta tentang hedonisme itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bagaimana hukumnya menurut Islam. Kurang lebihnya fakta yang bisa didapat sebagai berikut :
1. Paham Hedonisme adalah hasil karya berfikir dari orang non muslim, dengan tokoh utamanya adalah Ariptippos dan Epikuros. Yang kedunya adalah filosof pada zamannya sebelum Risalah Islam diturunkan. Oleh karena itu hedonisme merupakan tsaqofah selain Islam.
2. Dari berbagai macam definisi yang ada, penulis menyimpulkan bahwa hedonisme adalah paham yang memandang bahwa kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan baik lahir atau batin menjadi tujuan utama dalam hidup manusia di dunia ini.
3. Sehingga paham hedonisme merupakan suatu cara pandang tertentu dalam memahami hidup manusia di dunia.
4. Walaupun menurut Epikuros – salah satu pencetus paham ini – kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan bisa berupa batin seseorang. Akan tetapi, pada perkembangannya paham ini menjadi paham yang hanya memandang kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan hanya sebatas materi, baik berupa uang atau harta lainnya.
5. Paham hedonisme adalah suatu cara pandang tentang hidup manusia. Walaupun demikian tidak dijelaskan tentang cara bagaimana mendapatkan tujuannya.
6. Paham Hedonisme merupakan cara pandang yang menggunakan standar perasaan. Hal ini dikarenakan kesenangan, kenikmatan dan juga kebahagiaan di dunia itu relatif. Antar setiap individu berbeda-beda sesuai “isi hatinya” atau menurut perasaannya.
a) Pandangan Islam Tentang Tsaqofah Selain Islam
Dalam kitab Syakhshiyyah Islamiyyah Juz 1 karya Al’Alamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani sudah menjelaskan tentang pembahasan ini. Pada pembahasan yang berjudul “Mauqifu al muskimiin min ats tsaqofah ghairi al Islamiyyah” dijelaskan tentang bagaimana sikap kaum muslimin terhadap tsaqofah selain Islam. Secara sederhana adalah sebagai berikut:
a) Pandangan Islam Tentang Tsaqofah Selain Islam
Dalam kitab Syakhshiyyah Islamiyyah Juz 1 karya Al’Alamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani sudah menjelaskan tentang pembahasan ini. Pada pembahasan yang berjudul “Mauqifu al muskimiin min ats tsaqofah ghairi al Islamiyyah” dijelaskan tentang bagaimana sikap kaum muslimin terhadap tsaqofah selain Islam. Secara sederhana adalah sebagai berikut:
1. Taatstsur (keterpengaruhan) dengan tsaqofah (selain Islam) berarti mempelajari tsaqofah tersebut, mengambil pemikiran-pemikiran yang dikandungnya, dan menyandarkannya pada pemikiran-pemikiran tsaqofah tersebut, hanya karena adanya kesamaan di antara keduanya atau hanya karena menganggap baik pemikiran tersebut. Taatstsur dengan tsaqofah berujung kepada keyakinan terhadap pemikiran-pemikirannya.
2. Intifa’ adalah mempelajari tsaqofah secara mendalam dan mengetahui perbedaan antara pemikiran-pemikirannya dengan pemikiran-pemikiran tsaqofah Islam, kemudian mengambil makna-makna yang tada pada tsaqofah tersebut, juda kesamaan-kesamaan yang dikandungnya, dan terjadi penyuburan tsaqofah dalam aspek sastra lalu memperbaiki penyampaian dengan (menggunakan) makna-makna tadi dan kesamaan-kesamaan tersebut, tanpa mengarah pada pemikiran yang bertentangan dengan Islam, juga pemikran apapun tentang kehidupan, tasyri’ dan aqidah tidak diambil. Jadi intifa’ terbatas pada tsaqofah saja tanpa dipengaruhi.
b) Pandangan Islam Tentang Kesenangan, Kenikmatan dan Kebahagiaan
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Itulah keberuntungan yang besar”(QS. Al Buruj : 11)
Dalamayat di atas di jelaskanbahwakemenanganataupunkeberuntungan yang paling besaradalahSyurga Allah SWT.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Itulah keberuntungan yang besar”(QS. Al Buruj : 11)
Dalamayat di atas di jelaskanbahwakemenanganataupunkeberuntungan yang paling besaradalahSyurga Allah SWT.
c) Pandangan Islam Tentang Kesenangan, Kenikmatan dan Kebahagiaan di Dunia
Bagiseorangmuslim kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan di dunia, baik berupa hartabenda, keluargadankehidupanduniaitusendiribersifatsementara. Selain itu juga jumlahnya sedikit, hanyasebatas permainan, sendagurau, danjuga sebagai ujian.Allah SWT berfirman :
Bagiseorangmuslim kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan di dunia, baik berupa hartabenda, keluargadankehidupanduniaitusendiribersifatsementara. Selain itu juga jumlahnya sedikit, hanyasebatas permainan, sendagurau, danjuga sebagai ujian.Allah SWT berfirman :
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!” setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: “Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada Kami sampai kepada beberapa waktu lagi?” Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”(QS. An Nisa : 77)
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerakdi dalam negeri.Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya”(QS. Ali Imran : 196-197)
“Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”(QS.AsySyu’araa’ : 87-89)
“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”(QS. Al Hadid : 20)
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”(QS. At Taghaabun)
Dalam haditsRasulullah SAW bersabda :“Dunia itu terlaknat, terlaknat pula apa yang ada di dalamnya kecuali mengingat Allah SWT dan (yang menjadi penolongnya) atau orang alim atau orang yang mencari Ilmu” (HR. At Tirmidzi).
Sedangkanbagi orang kafirkesenangan, baikhartabendadanlainnya di duniabukanlahkebaikan, justruadzabbagimereka. Allah SWT berfirman :
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa).Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, sebenarnya mereka tidak sadar”(QS. Al Mu’minun : 55-56)
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa).Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, sebenarnya mereka tidak sadar”(QS. Al Mu’minun : 55-56)
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam Keadaan kafir” (QS. At Taubah : 55)
Dan jugapenegasanbagimanusiabahwaduniatidaklahabadi, kitahanyasekedarmampir.Rasulullah SAW bersabda :
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat” (HR. Bukhari).
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat” (HR. Bukhari).
“Ada kecintaan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya” (HR. At Tirmidzi).
“Kehidupan dunia adalah penjara bagi orang Mukmin dan syurga bagi orang kafir” (HR. Muslim).
“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan maka hendaklah dia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat” (HR. Muslim).
“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan maka hendaklah dia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat” (HR. Muslim).
d) Tujuan Hidup Manusia Menurut Islam
Tujuan diciptakannya manusia di dunia ini adalah untuk menjadi Khalifah Allah SWT(wakil Allah SWT di bumi dengan Islam) dan juga menjadi ‘Abdullah (Hamba Allah SWT).
Tujuan diciptakannya manusia di dunia ini adalah untuk menjadi Khalifah Allah SWT(wakil Allah SWT di bumi dengan Islam) dan juga menjadi ‘Abdullah (Hamba Allah SWT).
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”(QS. Al Baqarah : 30)
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”(QS. AdzDzariyat : 56)
e) Manusia Wajib Terikat dengan Syari’at Islam Standarperbuatanmanusiabukanlahperasaan, sebagaimana Allah SWT berfirman : “Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”(QS. Al Baqarah : 216)
Manusiawajibterikatdenganseluruhperintah Allah SWT, sehinggastandarperbuatanmanusiaadalahSyari’at Islam. Allah SWT berfirman :
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”(QS. Al Ahzab : 36)
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”(QS. Al Ahzab : 36)
“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara merekaialah ucapan. “Kami mendengar, dan Kami patuh”. dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung”(QS. An Nur : 51)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik”(QS. Al Maidah : 44-47)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Paham Hedonisme adalah paham yang bertentangan dengan Islam, yang artinya adalah haram bagi kaum muslim menjadikannya sebagai bagian dari aktivitasnya. Dan juga haram untuk meyakini bahwa hedonisme adalah sesuai Islam.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Paham Hedonisme adalah paham yang bertentangan dengan Islam, yang artinya adalah haram bagi kaum muslim menjadikannya sebagai bagian dari aktivitasnya. Dan juga haram untuk meyakini bahwa hedonisme adalah sesuai Islam.
2. Kaum muslim boleh mempelajari paham hedonisme dalam rangka untuk mengkritik dan juga untuk memberikan kesalahan paham ini kepada kaum muslim yang lain.
No comments:
Post a Comment